Daerah Yang Pernah Menjadi Ibu Kota Kabupaten Lebak


Jika ditanya dimanakah pusat pemerintahan atau Ibukota Kabupaten Lebak, maka masyarakat Lebak dan Banten umumnya akan menjawab kota Rangkasbitung.

Namun, jauh sebelum daerah Rangkasbitung ditetapkan menjadi Ibukota Kabupaten Lebak, ada sejumlah daerah di wilayah Lebak yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten berjuluk ‘Multatuli’ itu.

Berikut ulasan sejumlah daerah yang pernah menjadi Ibukota Kabupaten Lebak.

Pada masa Kesultanan Banten, daerah Banten terbagi atas beberapa wilayah kekuasaan yang meliputi Banten Utara, Banten Kulon, Banten Tengah dan Banten Kidul. Kabupaten Lebak sendiri, pada masa Kesultanan masuk ke wilayah Banten Kidul (Banten Selatan) yang kala itu dikenal Jagat Kidul.

Namun, seiringnya waktu wilayah-wilayah kekuasan Kesultanan Banten mengalami perubahan politik. Hal ini, karena meluasnya kekuasaan Belanda di wilayah daerah Banten. Pada tahun 1808, wilayah kesultanan Banten dihapus oleh pemerintahan Belanda yang kala itu dipimpin Daendels.     

Dikutip dari buku “Sejarah Kabupaten Lebak” penulis (Prof. Dr. Hj. Nina H. Lubis M.S), berubahnya status Banten dari sebuah Kesultanan menjadi wilayah yang terdiri atas kabupaten-kabupaten secara nyata terjadi pada masa pemerintahan Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stampford Raffles (1811-1816).

Raffles kemudian melakukan reorganisasi atas wilayah Banten pada tahun yang sama. Wilayah kesultanan Banten kemudian dibagi menjadi empat daerah setingkat kabupaten di bawah pimpinan bupati sowan (bupati pelapor).Pada tanggal 19 Maret 1813, Raffles memaksa Sultan Muhammad Syaifuddin membuat perjanjian yang menyatakan penyerahan pemerintahan Banten kepada pemerintah Inggris. Status sultan kemudian diubah menjadi Bupati dengan sebutan ‘Bupati Sultan’. Sebagai Imbalan atas perubahan status itu, Sultan mendapat tunjangan dari pemerintah Inggris sebesar 10.000 ringgit pertahun. 

Empat wilayah itu yakni :

1. Kabupaten Banten Lor (Banten Utara)
2. Kabupaten Banten Kulon (Banten Barat)
3. Kabupaten Banten Tengah.
4. Kabupaten Banten Kidul (Banten Selatan).

Untuk kelangsungan roda pemerintahan Kabupaten Banten Kidul (Banten Selatan), pusat pemerintahan berkedudukan di Cilangkahan, kecamatan Malingping yang dipimpin oleh Tumenggung Suradilaga.

Namun, tidak lama kemudian pusat kekuasaan Banten Kidul dipindahkan ke daerah Cibungur, kecamatan Cigemblong. Tetapi, karena daerah ini sering terkikis oleh kali Cigarang, pusat kekuasaan Banten Kidul di pindahkan ke daerah Lebak Parahiyang, kecamatan Leuwidamar.

Pada tahun 1843 ibukota Kabupaten Lebak kembali dipindah dari Lebak Parahiyang, ke daerah Warunggunung, kecamatan Warunggunng.

Pemindahan Ibukota itu disebabkan oleh maraknya perlawanan rakyat terhadap Belanda, sehingga pemindahan ibukota ini agar pemerintah kolonial bisa mengawasi bupati dan pejabat pribumi lainya secara ketat agar tidak bisa membantu menghimpun perlawanan rakyat.

Pada masa ini, yang waktu itu di pimpin Bupati R.T.A Karta Nata Negara banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting. Seperti pelaksanaan sistem tanam paksa (cultuurstelsel), munculnya perlawanan rakyat, pemindahan Ibukota Kabupaten, reorganisasi wilayah, dan ‘kasus’ Max Havelaar.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1849 pusat pemerintahan yang kini memiliki 28 kecamatan itu kembali dipindah dari daerah Warunggunung ke daerah Rangkasbitung, kecamatan Rangkasbitung.  Pemindahan tersebut sesuai dengan surat keputusan tanggal 17 Januari 1849 nomor 15 Ibukota Kabupaten Lebak di pindahkan dari Warunggunung ke Rangkasbitung.

Pemindahan Ibukota disebabkan letak Warunggunung diaggap kurang Strategis sebagai pusat pemerintahan. Dipilihnya daerah Rangkasbitung, karena dianggap lebih strategis lantaran berada didekat aliran sungai yaitu Ciujung, Cisimeut dan Ciberang.

Perubahan pusat pemerintahan dialami pula oleh Kabupaten Lebak. Sesuai dengan surat keputusan tanggal 17 Januari 1849 nomor 15, Ibukota Kabupaten Lebak di pindahkan dari Warunggunung ke Rangkasbitung.

Sejak saat itulah kota Rangkasbitung yang memiliki luas sekira 4.951 hektare itu menjadi Ibukota Kabupaten Lebak hingga sekarang. (***)

Sumber: Chanel Banten


EmoticonEmoticon